Tuesday, June 26, 2012

Inilah Penyebab Pisang Terancam Punah

 Pisang

Penyakit menular ini sulit ditangani dengan pengobatan kimia dan biologi.

Kedutaan Besar Australia dan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia menyelenggarakan ceramah oleh pakar bioteknologi, Profesor James Dale pada Selasa, 19 Juni 2012 berjudul. Seminar ini berjudul "Banana for the 21st Centuries: Pushing Back the Threat of Extinction" (Pisang untuk abad ke-21: Mendesak Mundur Ancaman Kepunahan).

Keberadaan pisang termasuk penting untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pisang termasuk dalam sepuluh besar tanaman pangan dunia. Bahkan, pisang menjadi makanan pokok utama di beberapa daerah  tropis basah dan sub-tropis. Pisang berperan sebagai bagian dari pola makan budaya lokal.

Pisang merupakan tanaman asli bagi Indonesia. Tanaman ini juga bagian penting dari wilayah di Asia Tenggara, Papua Nugini dan Australia bagian utara.

Peran penting pisang bagi kehidupan mendapat ancaman. Kasus kepunahan pisang berbeda dengan kasus kepunahan lain yang biasa disebabkan kehilangan habitat atau lingkungan. Pisang di Indonesia menghadapi ancaman yang sama dengan negara lain yakni serangan penyakit.

Kepunahan pisang disebabkan oleh penyakit berbahaya sebagai berikut:

- Black Sigatoka: penyakit titik hitam pada daun pisang yang disebabkan jamur Mycosphaerella fijiensis (Morelet).

- Layu Fusarium (Tropical Race 4): penyakit layu vaskular yang disebabkan jamur Fusarium oxysporum (F. oxysporum). Inilah varian lain dari penyakit Panama yang mengancam pisang Asia. Penyakit ini menyerang perkebunan pisang Cavendish di Indonesia, termasuk Papua.

- Penyakit darah: penyakit ini kali pertama dilaporkan di Selawesi Selatan pada 1906. Penyakit ini menyebar ke Jawa Barat pada 1987. Sejak itu, penyakit yang mirip jenis baru penyakit Moko yang disebar oleh serangga. Penyakit ini membuat pohon pisang menghitam dan buahnya cokelat kemerahan.

- Puncak menonjol pisang: penyakit ini disebabkan virus Banana Bunchy Top (BBTV). Penularan penyakit ini disebabkan oleh vektor kutu, Pentalonia nigronervosa. Penyakit ini dianggap paling merusak ekonomi perkebunan pisang dunia. Pisang menjadi tanaman buah terbesar nomer empat di dunia, setelah anggur, jeruk, dan apel.

- Layu Xanthomonas: penyakit yang disebabkan bakteri Xanthomonas campestris pathovar musacearum. Penyakit ini sangat mudah menular dan membunuh tanaman serta membusukkan buah. Daun pisang akan berangsur menguning. Gejala pertama tampak pada busuk yang mengering. Buah akan matang tidak merata dan sebelum waktunya (prematur). Dalam waktu singkat, tanaman akan berubah cokelat dan mati.

Dampak berbahaya penyakit Tropical Race 4 (TR4) telah merusak pisang di Filipina dan Malaysia. Virus yang merusak puncak menonjol pisang telah menyerang di Malawi.

Ancaman penyakit ini berusaha untuk ditangani. Tapi, obat tidak mempan untuk beberapa penyakit tertentu. Kontrol dengan zat kimia tidak bisa menyembuhkan layu Fusarium, penyakit darah, dan puncak menonjol. Obat biologis tidak dapat menahan serangan Sigatoka hitam, penyakit darah, dan pucuk menonjol.

Ada lagi dua langkah yang telah dicoba untuk mencegah kepunahan pisang. Pengembangbiakan konvensional dilakukan untuk peningkatan ketahanan dan kualitas buah. Tapi, sangat sulit diterapkan. Langkah ini untuk mencari pengganti jenis pisang paling populer, Cavendish atau Ambon putih. Ini untuk mengatasi kekurangan keragaman hayati dari pisang.

Modifikasi genetika menjadi langkah yang  dilakukan saat ini untuk penyelamatan pisang dari kepunahan. Inilah upaya yang dilakukan oleh tim peneliti Profesor Dale.    

"Dengan bangga saya menyambut Profesor Dale ke Indonesia, yang karyanya menunjukkan keunggulan sains yang kita miliki di Australia," kata Kuasa Usaha Australia, Dr David Engel.

"Saya berharap penelitiannya akan menginspirasi para sarjana, ilmuwan pertanian, dan teknologi makanan dari Indonesia, dan memperkuat kerjasama penelitian mereka dengan Australia," imbuhnya pada pernyataan tertulis dari Kedutaan Besar Australia.

Profesor James Dale menjabat sebagai Direktur Pusat Tanaman Tropis dan Biokomoditas di Queensland University of Technology. Programnya menggabungkan Bioteknologi Tanaman Tropis, Pusat Syngenta untuk Pengembangan Bahan Bakar Hayati Tebu dan Penelitian dan Inovasi Gula (SRI). 

Pada tahun 2004, Profesor Dale memperoleh medali penghargaan Order of Australia (AO) dari Pemerintah Australia untuk jasa-jasanya kepada bioteknologi pertanian.  Pada 2008, Profesor Dale ditunjuk sebagai Distinguished Professor kedua untuk Queensland University of Technology.

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar di postingan saya kali ini. Silahkan datang kembali pada post-post saya berikutnya ^_^

Click This Widget